Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Tentang Larangan

Beberapa menit lalu banyak tulisan yg 'kutulis, kuhapus, kutulis lagi, kuhapus lagi'. Menulis bukan menjadi 'rekreasi'ku lagi. Dulu, aku cukup merasa damai ketika membiasakan diri selalu menulis sebelum tidur. Menurutku, menulis itu wujud refleksi, yg terkadang daripadanya kutemukan banyak sekali hal yg telah terlalui secara 'baik-baik' saja. Tetapi justru aku terusik dg hal kecil yg membuat gelisah. Kecil sekali. Tapi cukup.  Hari ini, aku berhasil melarang temanku untuk tak langsung marah pada kekasihnya yg terlambat menjemputnya. Karena aku pernah mengalaminya. Berpura-pura baik-baik saja itu menyakitkan. Pun berniat agar orang yg kita marahi itu sadar dan meminta maaf itu juga menyesakkan. Jadi keduanya sama saja.  Kata seseorang, kita hanya butuh momentum. Iya, kita harus marah disaat yg tepat. Aku pernah marah disaat yg kurang tepat jadi aku melarangmu supaya tak sepertiku.  Karena sejatinya, yg kita perlukan hanyalah menarik napas lebih dalam. Mem

Tulisan tak Bernyawa

Entah ini peluh keberapa yang tak sengaja terlinang. Sebenarnya, masih berada di penghujung mata yang dengan mati-matian kutahan. Tapi akhirnya tak tertahankan. Jujur, tanpamu, aku sudah kehilangan banyak kosa kata. Kata-kataku menjadi tak bernyawa. Pun juga diriku tak lagi manis dan tak bisa romantis. Kenapa aku menjadi gugu seperti ini. Jari-jariku seperti kaku. Otakku membeku.

Tentang Sesuatu

Indera kita terbatas, bisa jadi melihat banyak hal tapi sedikit mengerti, menerima banyak hal tapi tak cukup memahami. Kita butuh orang lain. Butuh penerjemah hal-hal yg masih buta dimata kita, butuh seseorang untuk mengatakan apa yg masih tersembunyi dan memberitahu apa yg seharusnya. Memori kita terbatas, bisa jadi kita hanya mengingat hal2 buruk dan menyepelekan hal-hal baik, yg memang terlalu kecil dan remeh untuk diingat. Tapi lagi-lagi kita butuh seseorang. Yg menjadi brangkas dari cerita-cerita kita. Pun kita juga sama menyediakan telinga bagi mereka. Menjadi penegur tapi tak melebur, menjadi pengingat tapi juga tak menghujat. Kita hanya sama2 menjadi mulut tapi juga tak menyulut-nyulut.  Lagi-lagi, berbagi tak semudah itu. Ada percaya didalamnya, ada janji yg terkadang menjadi bumbu cerita, ada luput yg tak sengaja disebut dan hal hal lain yg membuatnya tak jadi sederhana.